A. Fungsi Agama Dalam Masyarakat
Masyarakat
yaitu suatu golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia, yang
dengan sendirinya bertalian secara golongan dan mempengaruhi satu sama lain.
Dalam hal ini melihat kepada kondisi masyarakat maka agama dapat dibedakan
dalam dua tipe yaitu, agama yang hidup dalam masyakat sakral dan agama yang
hidup dalam masyarakat sekuler. Fungsi agama dalam masyarakat ialah sumbangan
untuk mempertahankan nilai-nilai didalam masyarakat, sebagaimana usaha-usaha
aktif yang berjalan terus menerus maka dengan adanya agama maka stabilitas
suatu masyarakat akan tetap terjaga.
B. Dimensi Komitmen Agama
1.
Dimensi
keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang
religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti
kebenaran ajaran-ajaran tertentu.
2.
Praktek
agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti,
yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secra nyata. Ini menyangkut
hal yang berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius
formal, perbuatan mulia, berbakti tidak bersifat formal, tidak bersifat publik
dan relatif spontan.
3.
Dimensi
pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai
perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan
mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tertinggi,
mampu berhubungan dengan suatu perantara yang supernatural meskipun dalam waktu
yang singkat.
4.
Dimensi
pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang
bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan
dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
5.
Dimensi
konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku
perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.
PELEMBAGAAN AGAMA
A. Tiga
Tipe Kaitan Agama Dengan Masyarakat
Kaitan
agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak
menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954), yaitu:
1. Masyarakat
yang terbelakang dan nilai- nilai sacral
Masyarakat
tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama
yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat, dalam kelompok
keagamaan adalah sama.
2. Masyarakat-
masyarakat pra- industri yang sedang berkembang
Keadaan
masyarakat tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi
daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai
dalam tipe masyarakat ini. Dan fase kehidupan sosial diisi dengan upacara-
upacara tertentu.
3. Masyarakat-
masyarakat industri secular
Masyarakat
industri bercirikan dinamika dan teknologi semakin berpengaruh terhadap semua
aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian- penyesuaian terhadap alam fisik,
tetapi yang penting adalah penyesuaian- penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan
sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi
penting bagi agama, Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin
terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam
menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular
semakin meluas. Watak masyarakat sekular menurut Roland Robertson (1984), tidak
terlalu memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama,
praktek agama, dan kebiasaan- kebiasaan agama peranannya sedikit.
B. Pelembagaan Agama
Di kehidupan bermasyarakat, lembaga agama tentu memiliki peran
yang sangat penting. Ironisnya, peran lembaga agama tersebut
sering tidak kita sadari. Untuk itu penting bagi kita mempelajari sedikit
banyak mengenai lembaga agama di Indonesia
ini. Lembaga
keagamaan adalah organisasi yang dibentuk oleh umat beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan keagamaan umat
yang bersangkutan di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup keagamaan masing-masing umat beragama.
AGAMA ,KONFLIK DAN MASYARAKAT
Dalam Berjalannya sejarah, sejak
kepercayaan animisme dan dinamisme sampai monotheisme menjadi agama yang paling
banyak dianut di muka bumi ini agama hampir selalu menciptakan perpecahan.
Sebagai contoh, dalam agama India, khususnya Hindu-Budha, agama yang dibawa
Sidharta Gautama ini merupakan rekasi dari ekses negative yang di bawa oleh
agama Hindu. Walaupun agama Budha disebarkan dengan damai namun dapat dengan
jelas terlihat bahwa masalah pembagian kasta dalam bingkai caturvarna menjadi
masalah utama. Pada awalnya memang pembagian kasta ini merupakan spesialisasi
pekerjaan, ada yang menjadi pemimpin agama, penguasa dan prajurit, dan rakyat
biasa. Namun, dalam perjalannya terjadi penghisapan terutama dari pemimpin
agama, prajurit, dan penguasa terhadap rakyat jelata. Implementasi yang salah
dari caturvarna inilah yang diprotes dengan halus oleh Budha yang pada awalnya
tidak menyebut diri mereka sebagai agama, tetapi berfungsi menebarkan cinta
kasih terhadap sesama mahluk hidup, bukan saja manusia, tetapi juga hewan, dan
tumbuhan. Sebagai reaksi dari meluasnya pengaruh Budha, Otoritas Hindu kemudian
mengadakan pembersihan terhadap pengaruh Budha ini. Namun demikian, karena
ajaran Budha lebih bersifat egaliter, usaha otoritas hindu ini menemui jalan
buntu, bahkan agama Bundha sendiri dapat berkembang jauh lebih pesat dari pada
agama Hindu, dan mendapat banyak pemeluk di Negara Tiongkok di kemudian hari.
Selain itu unsur konflik yang terbesar
terjadi pula pada pengikut agama terbesar di dunia yaitu Abraham Religions,
atau agama yang diturungkan oleh Abraham, yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam.
Tulisan ini hanya membatasi pada penggambaran konflik di antara ketiga agama
tersebut, bukan pada konflik intern dalam masing-masing agama tersebut. Inti
dari agama-agama Abraham ini adalah akan datang nabi terakhir yang akan
menyelamatkan dunia ini. Hal yang menjadi masalah utama adalah tidak ada
kesepakatan diantara ketiga agama tersebut tentang siapa nabi yang akan datang
tersebut. Pihak Yahudi menyatakan belum datang nabi terakhir itu, sedangkan
pihak Nasrani mengatakan Nabi Isa (Yesus Kristus) adalah nabi terakhir, lalu
Islam mengklaim Nabi Muhhamad sebagai nabi terakhir. Keadaan ini kemudian
semakin diperparah ketika tidak ada pengakuan dari masing-masing agam yang masih
bersaudara tersebut. Ketika berbagai unsure non-theologis, khususnya politik,
ekonomi, dan budaya, menyusup ke dalam masalah ini, konflik memang tidak dapat
dielakkan.
REFERENSI :
https://www.kompasiana.com/nurulsaspriahdianti/58de47d65193736e67b2bf62/fungsi-agama-dalam-masyarakat
https://www.scribd.com/document/69540131/DIMENSI-KOMITMEN-AGAMA
http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/MAKALAHSOSIALPENDI_EdySantoso_15204.pdf
https://www.academia.edu/11340768/PERANAN_AGAMA_DALAM_KEHIDUPAN_MASYARAKAT
0 comments:
Posting Komentar